Oregairu Bab 7 Bagian 6

==========================================================
Akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.................
Setelah empat bulan lamanya... Kelar juga episode 3...
Penutup cerita yang lumayan bikin adem... Bikin adem karena ada "layanan kipas"-nya... (Mudahan mengerti maksud ane)
Sama seperti waktu ane lebih memakai "suten" untuk "suit" atau "hompimpa", di sini ane lebih memilih memakai istilah "kutang" ketimbang "bra", karena faktor KBBI... Rupanya "bra" belum diserap menjadi Bahasa Indonesia...
Untuk jilid penutup sepertinya akan ane kebut selesaikan sebelum akhir bulan ini... Doakan saja ya gan...

Selamat Menikmati...
==========================================================


Bab 7 - Terkadang, Dewa Komedi Romantis Bisa Berbuat Baik

Bagian 6


Tak lama setelah itu, hanya tinggal kami sendiri yang tersisa di lapangan.

"Kurasa ini artinya kita memenangkan pertandingan tapi kalah dalam perang."

Ujar Yukinoshita sedikit cuek, namun tanpa sadar aku tertawa.

"Jangan Konyol... dari awal aku bukanlah tandingan mereka."

Mereka yang mengagungkan masa remaja memang selalu dapat sorotan.

"Yah, benar juga... bisa jadi seperti ini juga gara-gara ada Hikki. Diabaikan padahal kau menang... sedih banget."

"Hei, Yuigahama, hati-hati kalau bicara. Harusnya kau sadar, terkadang perasaan jujurmu itu bisa lebih menyakiti orang ketimbang kata-kata sinis."

Aku memandang sinis ke arah Yuigahama, tapi ia sama sekali tampak tak menyesal.

Yah, kurasa semua yang dikatakannya tadi memang benar, jadi tak ada alasan baginya untuk merasa menyesal. Sejak awal, Hayama dan Miura tak begitu peduli soal persaingan ataupun pertandingan macam tadi. Aku kagum mereka bisa menerima kekalahan dan menjadikannya kenangan berharga dari indahnya masa remaja.

Apa-apaan itu? Sial... Masa Remaja, meledak saja sana!

"Ah, sial... ada apa sebenarnya dengan Hayama itu... andai aku lahir dan dibesarkan dengan cara berbeda, paling-paling aku juga bakal seperti itu, sial..."

"Jika begitu, bukankah kau justru jadi orang yang benar-benar berbeda...? Yah, memang benar kalau kau perlu menata ulang hidupmu."

Ketus Yukinoshita sambil menatap dingin ke arahku, seakan ingin berkata, Mati saja sana!

"...ta-tapi, eng... kurasa Hikki sudah bagus seperti ini, atau, eng... maksudnya, itu bukan hal yang buruk, eng..."

Gumam Yuigahama, tapi aku sama sekali tak bisa mendengarnya. Kuharap ia bisa bicara dengan jelas. Ia mengingatkanku akan kejadian di toko baju saat pegawai tokonya mencoba bicara padaku.

Biar begitu, tampaknya Yukinoshita mendengar apa yang dikatakan Yuigahama tadi; ia sedikit tersenyum sebelum menganggukkan kepala.

"Ternyata ada beberapa orang yang sudah terselamatkan oleh tindakan menyimpangmu... sungguh disayangkan."

Ujar Yukinoshita yang kemudian tiba-tiba mengalihkan pandangan. Saat kuikuti ke mana arah pandangannya itu, kulihat Totsuka berjalan pelan sembari berhati-hati akan luka di lututnya. Zaimokuza pun mengikutinya layaknya seorang penguntit.

"Kerja bagus, Hachiman... rekanku memang hebat. Namun sayangnya, akan datang hari di mana kita harus menyelesaikan ini untuk selamanya..."

Entah kenapa Zaimokuza mulai berbicara sendiri dengan mata berkaca-kaca. Kuabaikan dirinya dan bicara pada Totsuka.

"Lututmu baik-baik saja?"

"Iya..."

Saat itu aku mendadak sadar kalau di sekelilingku hanya ada lelaki saja. Mungkin karena ada Zaimokuza di sini, tapi baik Yukinoshita maupun Yuigahama juga sudah menghilang entah ke mana.

Hayama bisa mendapatkan perempuan-perempuan yang memanjakannya layaknya James Bond, tapi aku justru dikelilingi oleh para lelaki. Jadi anak itu mendapat akhir seperti film James Bond, dan aku berakhir seperti film A-Team... sungguh tak adil.

Kisah komedi romantis hanyalah mitos.

"Hikigaya... eng... terima kasih."

Totsuka berdiri di hadapanku dan tatapannya tertuju langsung ke arahku. Setelah mengatakan itu, ia lalu tampak tersipu dan mengalihkan pandangannya. Aku hampir ingin memeluk dan menciumnya, tapi aku segera tersadar kalau ia lelaki...

Kisah komedi romantis ini sudah salah kaprah, begitu pula dengan jenis kelamin Totsuka. Lagi pula, Totsuka berterima kasih pada orang yang salah.

"Aku tak berbuat apa-apa. Kalau mau berterima kasih, berterimakasihlah pada para perempuan itu..."

Kucoba mencari sosok orang yang kubicarakan tadi sambil melihat ke sana kemari. Saat itu kulihat ada sepasang kucir dua berayun-ayun di sebelah ruang Klub Tenis.

Rupanya mereka ke sana.

Aku berjalan menuju ke arah ruang klub itu dengan niat ingin berterima kasih pada mereka.

"Yukinoshi... ah..."



Ternyata ia sedang berganti pakaian.

Bagian depan kemejanya sudah terbuka, dan sekilas kulihat kutang berwarna hijau limau miliknya. Ia memang masih mengenakan rok, namun sensasi ketidakseimbangan itu justru kian menguatkan kesan tentang betapa ramping dan proporsional tubuhnya.

"Wa... wa, wa, wa—"

Eh, kenapa ia malah heboh begitu? Padahal aku sedang berkonsentransi merekam hal ini dalam ingatanku. Oh, rupanya Yuigahama juga ada di sini.

Dan ternyata ia juga sedang berganti pakaian.

Tampaknya ia tipe orang yang biasa mengancing pakaian dari bawah ke atas. Jadi bajunya masih terbuka lebar, dan kutang merah muda serta belahan dadanya itu jadi terlihat. Salah satu tangannya memegang rok, dan ia tampak sedang menyodorkan rok itu ke Yukinoshita... dengan kata lain, ia sedang tak mengenakan rok.

Bokong yang proporsional itu tampak menyembul dari setelan celana dalam merah mudanya, dan pergelangan kakinya sudah ditutupi oleh kaus kaki berwarna biru tua.

"Dasar, mati saja sana!"

*Dang!* Dengan sekuat tenaga ia melempar raket ke wajahku.

...ah, benar juga, ini memang lebih seperti kisah komedi romantis.

Yah, dewa komedi romantis sudah bekerja dengan baik. *Hiks*.


— II —


3 tanggapan:

Ken Radian mengatakan...

Semangat gan.
ane suka banget,gaya terjemah agan

apa nanti bakalan lanjut ke jilid 2?

Cucundoweh mengatakan...

Waaah, terima kasih banyak gan...

Untuk Jilid 2, maaf, kemungkinan besar ane gak bisa melanjutkan lebih dari Jilid 1 ini gan... Kayaknya sudah cukup lama ane jadi pengerja... Pengen jadi penikmat saja gan...

Yah, semoga saja ada yang mau melanjutkan...

Tapi tenang saja gan, setelah selesai pada Catatan Penulis, ane bakal sunting lagi terjemahan-terjemahan di bab-bab awal... Kayaknya masih rada kacau... Kalau semua sudah beres, baru ane buatkan PDF-nya (ini juga lagi belajar cara bikin PDF yang menarik)... Pokoknya supaya layak untuk dikoleksi lah...

Ken Radian mengatakan...

Padahal ngarep banget jlid buat ilid 2nya,Hiks,hiks....!

tapi thanks banget banget dah buat translate"-nya agan

Posting Komentar

 
;